Catatan Harian & Perjalanan. Puisi &Fotografi. Tutorial Blog, Komputer & Media Sosial

IVEDICH, Dan Kaulah Angin

Seseorang yang datang dan pergi sesuka hati
Masihkah berharga untuk dinanti ?

Terkadang aku tak mengerti apa yang dimau oleh hati, milikmu  
Sering aku terbawa ke suatu masa di mana hanya keluasan asing yang gersang 
Hanya ada angin yang  tenang dan bergejolak kapan saja ia suka 
Sering aku menikmati diamnya, meresapi desahnya 
Sambil berharap ia akan berbisik padaku sebagai isyarat akan sesuatu, sesuatu yang aku tunggu 
Tapi ia hanya diam. Diam yang dalam, dan kelam

Di lain waktu ia bergejolak. Berputar. Bergerak  tanpa arah yang tentu. Kemana saja ia suka 
Tarian kasarnya memaksaku melindungi kedua indra dengarku dari deru yang deru 
Sementara kedua netraku telah melimpah oleh debu  

Aku berteriak! Mencoba melawan deru!  Aku berlari! Berlari tanpa arah yang tentu
Penglihatanku telah buta! Nafasku telah sesak! Udara telah pekat! 
Kemanapun arah yang kutuju, tak satupun menujumu

Tak lama angin mereda 
Nafasnya bagaikan air yang memadamkan selendang sang dewi dari nyala api
Sementara nafasku masih berkejaran di antara peluhku sendiri 
Seperti insan yang terbangun dari mimpi ngeri
Dan ia kembali mendesah. Dalam diam yang dalam, kelam

Dan aku pun tahu, tiada lagi bisiknya yang perlu kutunggu

Usai sudah keinginan ...

The Island, 15 Januari 2016 | 02.22
angin tornado, puisi angin


foto: http://yugialone.blogspot.co.id/2012/11/7-bencana-alam-terbesar-di-dunia.html
Share:

Featured post

Cara Mudah Bikin Blog dari Ponsel

Baru-baru ini ada beberapa teman yang meminta dibikinkan tutorial cara bikin blog yang mudah tanpa mesti menggunakan komputer alias dari...

Arsip