Seseorang yang datang dan pergi
sesuka hati
Masihkah berharga untuk dinanti ?
Terkadang aku tak mengerti apa yang
dimau oleh hati, milikmu
Sering aku terbawa
ke suatu masa di mana hanya keluasan asing yang gersang
Hanya ada angin yang tenang dan bergejolak kapan saja ia suka
Sering
aku menikmati diamnya, meresapi desahnya
Sambil berharap ia akan berbisik
padaku sebagai isyarat akan sesuatu, sesuatu yang aku tunggu
Tapi ia hanya
diam. Diam yang dalam, dan kelam
Di lain waktu ia bergejolak. Berputar.
Bergerak tanpa arah yang tentu. Kemana
saja ia suka
Tarian kasarnya memaksaku melindungi kedua indra dengarku dari
deru yang deru
Sementara kedua netraku telah melimpah oleh debu
Aku berteriak! Mencoba melawan deru! Aku berlari! Berlari tanpa arah yang tentu
Penglihatanku telah buta! Nafasku
telah sesak! Udara telah pekat!
Kemanapun arah yang kutuju, tak satupun
menujumu
Tak lama angin mereda
Nafasnya
bagaikan air yang memadamkan selendang sang dewi dari nyala api
Sementara nafasku masih berkejaran di
antara peluhku sendiri
Seperti insan yang terbangun dari mimpi ngeri
Dan ia kembali mendesah. Dalam diam
yang dalam, kelam
Dan aku pun tahu, tiada lagi bisiknya
yang perlu kutunggu
Usai sudah keinginan ...
The Island, 15 Januari 2016 | 02.22
Puisinya bagus mbak. Diksinya pas. Ulasannya sangat menarik. Senang sekali dapat berkunjung ke laman web yang satu ini. Ayo kita upgrade ilmu internet marketing, SEO dan berbagai macam optimasi sosial media pelejit omset. Langsung saja kunjungi laman web kami sboplaza.com ya. Ada kelas online nya juga lho. Terimakasih ^_^
ReplyDeleteHai, mba ^_^ Terima kasih atas kunjungannya yaa. Juga atas info SBO yang menarik. Sudah saya like FB pagenya lho :)
Delete