Persinggahan sebelum mendaki puncak Sibayak |
Puisi Akrostik. Puisi yang kalimat awal atau akhirnya dibentuk dari huruf - huruf yang membentuk kata jika dilihat secara vertikal. Dipelopori oleh Lewis Caroll, penulis, fotografer, pendeta Anglikan, dan matematikawan asal Inggris yang menulis dongeng anak-anak terkenal, Alice's Adventures in Wonderland. Dongeng yang lumayan membuat migrain saya makin menjadi bukannya sembuh :D
Setelah mendapat sekilas info itu dari yang empunya tantangan, saya jadi teringat bahwa 1998 silam saya pernah menulis puisi serupa. Cuma waktu itu belum mengenal apa itu akrostik. Hehehe.. kesiaaaan banget ya, saya? Tapi.... tantangannya, puisi itu harus dibuat saat itu juga, dengan deadline jam 10 malam itu juga! Bener - bener dah nih orang
Agak pusing juga awalnya, mengingat nama saya mengandung huruf yang jarang dipakai. Sempat tergoda juga dengan ide nakal Kang AdaMux Troy buat pake jurus bobo zzz
Ah.. ah.. ah.. Tapi akhirnya jadi juga puisi akrostik itu. Akrostik melankolik
Gimana menurut teman-teman? Ditunggu masukannya ya
L-amunan dan igauan tlah menjadi karibku sejak enam tahun lalu
I-mpian yang terputus di tengah jalan
Z-aman tak jua menampakkan perubahan
?A-hh.. dengan cara apakah lagi ku harus melupakanmu
N-yanyian dewi musim semi tak jua melumerkanku
O-rang – orang silih berganti merangkai bunga pilihan pada
V-as bunga pilihan dari orang pilihan
I-nilah aku yang mencintaimu, terbelenggu dan terasing di
A-ntara perasaanku sendiri
M-engunyah sepi di sudut hati, tlah menjadi sarapanku kini
U-ntuk sebuah cinta yang pernah ada dan akan tetap ada
H-arus aku lepaskan mimpi – mimpi dan harapan yang ketinggian
?A-palagi yang bisa kulakukan
R-aung amarahku dan sedihku takkan merubah keputusanmu
R-aung amarahku dan lukaku hanya menambah sedih dan pilumu
?A-palagi yang bisa kulakukan
I-nilah aku yang mencintaimu
N-amun bila memang harapan masih tersisa untukku
I-nsya Allah kita kan bertemu di lain waktu
Thanks to Teguh Puja for challenge
Wah, nulis puisi seperti ini, sulit ya? Karena huruf awalnya sudah ditentukan. Saya tidak pandai merangkai kata, dan menjalin kalimat hingga teruntai jalinan puisi yang indah. Jadi tdk bisa berkomentar lebih banyak.
ReplyDeleteBtw, selamat anda sdh berhasil membuat puisi Akrostik ini.
Salam Takzim.
Wah, Pak Bagus... sebelumnya saya ucapkan terima kasih sudah sudi mampir dan meninggalkan komentar di sini.
ReplyDeletePada dasarnya setiap orang pandai dalam merangkai kata, kan Pak? Hanya saja dalam bidang yang berbeda.. yah.. saya mungkin di bidang ini, meski masih dalam proses belajar :)
Btw, saya suka banget dengan "Tuhan Sembilan Senti"-nya Taufik Ismail di blog bapak. Nendang banget!
N-yanyian dewi musim semi tak jua melumerkanku..
ReplyDeletekata-kata yang wah banget menurutku.
saya ngga sampe kesana pikirannya xixixixi ;))
Anie: xixixixi.. iya nih, kebanyakan begaul ma dewa dewi ni dulunya.. waktu msh ikut proyek film hercules :)))
ReplyDeleteSaya yakin, puisimu itu lahir dari hati dan perasaan, bukan logika. sebab, mencipta bait puisi akrostik akan mengalir dan tidak akan mengalami kebuntuan jika bermuara pada estetika atau rasa. jujur, saya belum pernah membuat bait puisi akrostik. Dan, dari puisimu itu saya sangat menikmati iramanya...terus lah berkarya sobat, salam:)
ReplyDelete:)
DeleteTerima kasih
aku boleh minta buatin puisi dari namaku nggak...
ReplyDeleteHai, mba Zahriyah. Makasih yah sudah berkunjung kemari. Boleh kok, mba :)
Delete❤️
ReplyDeleteKeren banget kakak
Makasih, Bubu ❤️
DeleteJuga buat kunjungannya ❤️❤️