Tahu staples?
Di tempat saya biasa disebut anak penjilid atau anak hecter. Kalau ada anaknya, tentu ada ibunya. Ibunya ya si Hecter ini alias stapler. Hehehe.
Teman-teman tentu sudah pada tahu dong fungsi si staples ini. Yap! Ia berjasa menyatukan dokumen-dokumen penting kita, makalah, catatan, faktur atau apalah supaya rapi dan ngga tercecer. Staples juga yang membantu ibu-ibu penjual nasi atau jajanan untuk membungkus dagangannya. Cekrek! Cekrek! :) Meski dua yang terakhir ini ngga recommended yaa, mengingat resikonya yang ngga kecil.
Kalau saya sendiri dulu biasa memakai staples ini buat cekrek-in foto-foto ke formulir di tempat kerja yang lama, karena kalau pakai lem, tumpukan dokumennya gembung sebelah, jadi ngga enak dan ngga rapi dilihatnya.
Whatever, pokoknya banyak lah kegunaan si staples ini.
Sepanjang pengetahuan saya, staples ini ada 3 macam ukuran. Yang paling kecil dan sering kita lihat dan pakai adalah yang nomor 10. Trus ada yang ukuran sedang (nomor 1) dan yang gede nomor 3. Koreksi saya kalau salah yaa 😊
Staples ini sifatnya ngga jauh beda sama jarum. Beda tipis, 11 12 lah. Keduanya sama-sama melukai dulu sebelum menyatukan apa-apa yang sebelumnya terpisah. Sama seperti teman yang baik, kata-katanya mungkin terkadang menusuk, tapi tujuannya untuk kebaikan kita.
Staples juga sejago dan "sepedas" cabe rawit. Wujud boleh kecil tapi "sensasi" yang diberikan sungguh besar. Coba aja pas buka bungkusan nasi yang distaples ngga hati-hati, trus staplesnya terjatuh sembunyi di antara lauk. Pasti kalang kabut, kaan? Pernah ada teman yang cerita, dianya ngga sengaja ketelan staples pas makan nasi bungkus. Ngeriii.
Pengalaman pribadi saya di anak sendiri, yang ngga sengaja menginjak staples di sekolahannya. Pas jadwal kunjungan seminggu sekali dulu sebelum pandemi (anak saya mondok), dia ngga ngasih tahu karena menganggap sepele. Alhasil seminggu kemudian saya melarikannya ke IGD setelah dapat telpon darurat. Alhamdulillah segera diobati dan ngga terjadi apa-apa.
Staples menjadi barang yang berguna saat kita tau memanfaatkannya dengan benar. Namun dia berubah berbahaya saat kita menyepelekan.
Sama halnya saat kau meremehkan dan menyepelekan orang lain hanya karena penampilannya. Lalu terkejut saat ternyata dia lebih dari yang kau kira.
Catatan lama yang hampir terabaikan
No comments:
Post a Comment
Bebas komentar apa aja, asal sopan.
Tapi jangan nyepam. Ntar dihapus lho!