Untuk segala yang tersisa
Langit jiwa yang memudar warna
Rindu yang pernah hinggap pada daun - daun basah
Bergulir seiring semesta bicara
Rintik sudah
Hanya rinai penghujung musim tersisa
Dan hujanpun merintik, 4 - 6 Juli 2012
Catatan Harian & Perjalanan. Puisi &Fotografi. Tutorial Blog, Komputer & Media Sosial
Baru-baru ini ada beberapa teman yang meminta dibikinkan tutorial cara bikin blog yang mudah tanpa mesti menggunakan komputer alias dari...
aih keren kata-katanya,
ReplyDeletemari menunggu kemarau bersama :D
Nice poem..;)
ReplyDeletejadi teringat gerimis di suatu senja di tepi pantai kenangan.. indaaah.. banget..
ReplyDeleteaku juga kehilangan kata,
ReplyDeleteuntuk berkomentar.
maklum mba, bukan pujangga. jadi hanya bisa menikmati aja. heheh, tenkyu
mba, maafin aku juga ya. mau puasa nie, jadi sama sama ya :D.
ReplyDeletedimulai dari nol lagi ya :D
gerimis, di sini lagi kemarau. :P
ReplyDeleteKeren mba puisinya...gerimis yah?
ReplyDeleteSaya hapal satu yang dari Sapardi Djoko Damono, tapi cuma satu bait:
"Ada gadis kecil, diseberangkan gerimis. Ditangan kanannya bergoyang payung, tangan kirinya mengibaskan tangis..."
etc-etc-etc...Nggak hapal lagi LOL.
Nggak pernah bisa bikin puisi T.T
bener bener sibuk si mba, sampe ga update lagi nei.. hehehe. yaud mba, yang penting sehat dah :D
ReplyDelete@Fiscus Wannabe Gerimis yang tersisa menjelang kemarau :)
ReplyDelete@aa.acep wah, saya malah baru tau Gerimisnya SJD.
ReplyDeleteNgga bisa puisi, tapi bahasa blognya saya suka lho :)