Dulu, duluuu banget! Waktu baru-baru bbm booming di android, saya jadi salah seorang yang ikut-ikutan berpedang- ria, istilah saya untuk tone yang umum di bbm. Baik itu dengan teman-teman ataupun yang belum jadi teman hehe. Utamanya sih dengan prospek 😊😉
Belakangan, dengan banyaknya pesan broadcast yang amat sangat mengganggu, apalagi kemudian aplikasinya ngga jarang mendadak error, perlahan bbm mulai saya tinggalkan.
Pada waktu itu, whatsapp juga lagi seru-serunya. Kemudahan hanya dengan menambah nomor handphone membuat aplikasi yang kemudian diakuisisi oleh facebook ini menjadikannya selangkah lebih maju. Setidaknya bagi pengguna setia whatsapp, yang salah satunya saya 😊
Bicara soal kemajuan, ngga ada kesuksesan tanpa pengalaman, trial dan error di masa sebelumnya. Teman-teman tentu masih ingat masa-masa kejayaan Yahoo Messenger. Atau juga e-buddy yang menyatukan ragam aplikasi chat dalam satu platform. Ngomong-ngomong, saya pernah lho menulis satu puisi yang terinspirasi dari e-buddy ini. 😁
Saya pun sempat meninggalkan telegram sekitar pertengahan atau akhir 2013 lalu. Alasannya simpel, belum banyak teman-teman saya yang menggunakannya saat itu. Kalau cuma chat dengan satu dua orang, mending pakai yang sudah ada. Ya, ngga?
Tapi akhirnya saya kembali CLBK dengan aplikasi yang logonya mirip pesawat kertas semasa kanak-kanak dulu 😊 Pertemuan dengan mba Ida Fauziah dari Sekolah Perempuan-lah penyebabnya. Alhamdulillah kemudian dipertemukan Allah dengan akun-akun seperti Kang Dewa Eka Prayoga, Mas Tantan Hilyatana (aslinya dulu temanan di fb, tapi sekarang akunnya full 😭), Mas Ippho Santosa, Mas Ibrahim Dwi Santoso, dan yang lainnya.
Di sinilah kemudian saya melihat kelebihan aplikasi ciptaan Durov bersaudara itu. Tidak ada broadcast yang mengganggu. Pesan-pesan yang masuk sebab kita sendiri yang memutuskan bergabung dalam sebuah channel. Kalau bosan? Ya tinggal leave 😀
Teman-teman tentu ngga lupa pula Skype yang sudah melegenda. Saya ingat, dulu, kami anak-anak Paid To Click menggunakannya untuk belajar online. Pertimbangannya jelas, karena Skype lebih kuat koneksinya untuk grup dibandingkan Yahoo Messenger. Tapi, tetap saja, kalau semua orang mengetik di saat yang bersamaan, koneksinya jadi lelet juga. Biasanya asisten suhu atau leader akan mewanti-wanti, "Dimohon jangan ada pensil selama Mas X memberi materi yaa" Dan herannya tetap saja ada yang bandel hehehe. Alhasil, pelajaran yang ditunggu-tunggu terhambat tibanya karena pensil-pensil bertebaran di layar komputer 😁
Begitulah. Satu aplikasi memiliki kelebihan dibanding yang lainnya, tapi ianya pun tak lekang dari kekurangan.
The Island, 06.11.2017
Catatan pelipur lara karena belum mengerjakan tugas 😁😁😂😂